"Datang ya" katanya...... "Akhirnya aku mau menikah"
"O ya....?!" sambutku dengan bergairah
Pernikahan itu sudah dinantikannya sejak lama
Pangeran idamannya sudah didoakan cukup lama
dan umurnya sudah tidak muda lagi
Jadi kabar pernikahan itu membuat kami sangat bergembira
Akhirnya....... ia mendapatkan seorang pendamping hidupnya
"Ria, kamu datang ya", katanya
"Pasti, aku akan datang" jawabku
Mukanya berseri-seri saat itu......
"Tuhan itu sangat baik", katanya
Kubuka undangan itu dan kubaca nama calon suaminya "Yudha"
"Yudha siapa, Yen?" tanyaku
"Teman kuliahku di S2" jawabnya
"Oh, pantas aku belum pernah mengenalnya" kataku
"Dia lebih muda banyak dari aku lho", ceritanya
"Berapa tahun?" tanyaku
"12 tahun?" jawabnya
"Apa?!" tanyaku. "Suamimu lebih muda 12 tahun dari kamu?"
"Ada yang salah, githu?" tanyanya
Aku berpikir sejenak ......... tidak ada yang salah, pikirku. Tentunya kawanku yang satu ini sudah mempertimbangkan masak-masak sebelum memutuskan untuk menikah dengan pria yang jauh lebih muda dari dia. Aku kenal, kawanku ini bukan orang yang punya prinsip "pokoknya gua harus menikah". Dia tidak akan mengambil keputusan sepenting ini tanpa pertimbangan yang matang.
"Dia orang yang baik, Ria, Dia mempunyai prinsip hidup yang benar. Selama ini kami cocok satu dengan yang lain dan dia sangat mengasihi aku. Salah kalau aku mau menikah dengannya?" tanyanya kemudian
"Oh tidak", jawabku. "Kamu pasti sudah memikirkan dan mendoakannya"
"O tentu........" serunya. "Akhirnya doa kita dijawab juga, Ria", katanya
"Iya", jawabku
Kamipun tertawa memandang hari esok.
Akhirnya ...........
Acara pernikahan digelar dengan sederhana di gedung yang tidak begitu besar tapi tertata apik. Kulihat Yenny, nama kawanku itu, dengan gaun pengantin panjang warna putih dan dengan mata berbinar-binar melangkah anggun dan mantap disamping sang arjunanya, Yudha. Sepertinya mereka telah siap untuk mengarungi hidup sebagai suami istri yang berikrar setia sampai mati
"Selamat, Yenny....... selamat"...........
Yenny memelukku, akhirnya Ria aku mendapatkan seorang suami yang begitu baik dan mengasihi aku. Yudha, tersenyum bahagia memandang sang istri yang berdiri di sampingnya. Sepasang sejoli yang sangat serasi, menurutku.
"Selamat", kataku sekali lagi.....
Dan aku larut dalam kebahagiaan pesta itu, larut dalam kebahagiaan sahabatku ...
Akhirnya ........
Setahun kemudian,
Tiba-tiba suatu malam, telponku berdering
"Ria....... suami Yenny meninggal" seorang memberi kabar
"Yudha, maksudmu?!" tanyaku untuk memastikan
"Iya, suami Yenny" jawabnya
"Kok bisa, sakit apa?" tanyaku
"Kecelakaan tadi sore"
"Hah?! ..... bagai disambar geledek aku mendengar kabar itu. Masih terbayang wajah Yenny waktu datang membawa undangan merah jambu itu. Masih terbayang wajahnya yang berseri-seri saat itu dengan mengatakan satu kata "akhirnya ......" Sepertinya aku tak bisa mempercayai cerita itu. Bagaimana hal ini bisa terjadi pada sahabatku yang baik hati itu? Dia sudah berdoa lama untuk mendapatkan pendamping hidupnya. Setelah ia mendapatkan apa yang telah lama dinantikannya, ternyata ia hanya diberi waktu 1 tahun untuk menikmati kebahagiaannya bersama suaminya? Mengapa??? Aku tak mengerti ......
Bagaimana ceritanya?", tanyaku setelah berhasil menenangkan gemuruh hatiku. "Bagaimana hal itu bisa terjadi?"
"Tadi waktu aku pulang kantor, aku melihat Yenny di depan kantor", cerita kawanku. "Sempat kusapa dan kuajak pulang bersamaku tapi dia berkata bahwa ia sedang menunggu kedatangan suaminya yang hari itu akan menjemputnya. Bahkan ia sempat membeli dua bakpao, satu untuk dia dan satu untuk suaminya. Merasa semua baik-baik saja aku pulang dan kami berpisah"
Lalu?!" tanyaku
"Ternyata sampai jam 7 malam suami Yenny tidak kunjung datang juga. Call HP, sms tidak ada respon. Yenny masih terus menunggu di depan kantor dengan gelisah. Sampai akhirnya HP nya berbunyi dan kakak iparnya mengabarkan bahwa Yudha tertabrak motor saat menyeberang jalan menuju ke kantor Yenny. Yudha tak pernah sampai di kantor Yenny... bahkan tak pernah lagi bisa menjemput Yenny. Dia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit..... " begitulah kawanku mengakhiri cerita tentang apa yang dialami Yenny.
Airmataku jatuh. Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan Yenny saat itu.
"Akhirnya ........"
Satu pertanyaan yang membuatku termenung, trenyuh....
Aku percaya bahwa semua Tuhan yang mengatur. Dia berkuasa, Dia baik dan Dia tidak pernah salah. Aku percaya bahwa tidak ada sesuatupun yang bisa terjadi tanpa melalui saringan kasih Allah. Berharap satu kali nanti Yenny dapat maksud Tuhan dibalik semua itu dan tetap dapat mengatakan bahwa Tuhan itu baik Dia tak pernah salah.
Akhir yang masih berlanjut, sampai akhir yang sebenarnya ..... akhir yang paling baik
.
No comments:
Post a Comment