Monday, November 5, 2012

DOSEN IDOLA MAHASISWA (on going)


DOSENKU, IDOLAKU

Ibu Bawelita,..... siapaq yang tak kenal beliau?! Beliau dikenal sebagai dosen yang pintar, berkualitas dan bisa menjelaskan dengan sangat baik materi yang sangat dikuasainya. Sermua orang mengakui prestasinya itu. Masalahnya ketegangan terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung dan lebih dari setengah kelas dinyatakan tidak lulus dalam ujian yang dibuatnya. Celakanya ia mengajar mata kuliah yang wajib diambil oleh setiap mahasiswa. Akibatnya banyak mahasiswa terhambat. "Dosen Killer?", jaman internet gini lho, mana masih ada? Kenyataannya, Ibu Bawelita masih eksis tuh di dunia kampus.

Lain lagi dengan Bapak Tawanto yang banyak tertawa, supel, kebapakan, fleksibel, dapat membuat proses belajar mengajar menjadi “so sweet”, royal dalam memberi nilai dan satu lagi cakep walaupun sudah agak tua! Dosen ini juga merupakan idola mahasiswa.. Ironisnya di waktu mengajar ia lebih banyak bercerita daripada menekankan materi yang seharusnya diajarkan. Banyak mahasiswa mengambil mata kuliah yang diajarkannya dengan alasan untuk menabung nilai A. Aha!!! 

Kalau di tanyakan kepada mahasiswa , siapa dosen idola mereka, kemungkinan besar mereka lebih memilih pak Tawanto dibandingkan ibu Bawelita. Walaupun demikian pasti ada juga mahasiswa-mahasiswa dengan tingkat keseriusan tinggi yang lebih mengidolakan ibu Bawelita.Mereka merasa lebih banyak mendapat ilmu.Bagi sebagian mahasiswa lagi yang kurang "brilliant" jelas lebih mengidolakan Pak Tawanto yang paling tidak bisa mengatrol IPK mereka yang mungkin pas-pasan.

Memang kampus merupakan suatu dunia yang eksklusif dan menyenangkan. Disitu terangkai banyak kisah mulai dari kisah cinta sampai diskusi mengenai kiat-kiat menaklukkan sang dosen killer. Bicara soal dosen dan mahasiswa,  penulis menemukan bahwa di dunia kampus memang  terdapat dosen-dosen yang menjadi idola mahasiswa dan ada beberapa dosen yang tidak disukai mahasiswa bahkan cenderung dihindari oleh mahasiswa. Pasti terdapat perbedaan diantara keduanya.

Biasanya dosen-dosen yang tidak disukai mahasiswa itu mempunyai perilaku yang kaku, terkesan hanya mau membicarakan hal-hal akademis, sangat ketat dengan peraturan dan waktu, banyak PR dan jangan lupa, pelit dengan nilai. Sementara dosen-dosen yang menjadi idola mahasiswa biasanya merupakan dosen-dosen yang mau “merakyat” dengan mahasiswa. Mereka bisa diajak bicara dari hati ke hati, baik hati, mau menolong, terbuka dan  nilai A bukanlah nilai yang sulit untuk dicapai. Ironisnya dosen-dosen yang demikian terkesan sebagai dosen yang ala kadarnya,kalau tidak boleh dibilang, kurang kompeten di bidangnya. Tetapi karena mereka baik hati dan murah dalam memberikan nilai maka mahasiswa akan cenderung memilih mengambil mata kuliah yang diajar oleh dosen-dosen yang demikian, supaya cepat lulus misalnya. Apalagi bagi mahasiswa yang mempunyai kebutuhan ekonomi. Jelas mereka memilih untuk cepat-cepat mengantongi selembar kertas yang bernama “ijazah”, modal mereka untuk mencari kerja. Hal ini bisa dimengerti.

Timbullah permasalahan yang perlu dipikirkan. Secara umum, seperti apakah dosen idola mahasiswa itu? Kalaupun ada yang namanya dosen idola, sepenting apakah itu? Adakah korelasi antara dosen idola dengan nilai/ilmu yang mereka dapatkan? Apakah benar bahwa secara umum dosen idola mahasiswa adalah hanya sebatas dosen yang menguntungkan mereka. Mereka tidak begitu memperhitungkan apakah dosen idola mereka sebenarnya mereka kurang kompeten secara akademisi?

MENGINTIP DI BALIK TEMBOK RUANG PENGAJARAN
Beberapa contoh kasus di bawah ini mungkin bisa menuntun kita mengintip sedikit apa yang terjadi di dalam ruangan-ruangan kampus itu.

Kasus 1
"Besok saya tidak bisa mengajar, jadi kamu mendapat tugas baca seluruh bab 3 dan membuat ringkasan/ komentar"
"Mengapa, pak?"
"Saya ada perlu":
"Laksanakan, pak"

Kasus 2
"Hari ini quiz"
Mengapa mendadak quiz nya, bu?"
"Harusnya kalau kamu mendengarkan dan mengulang di rumah, kamu pasti siap untuk quiz kapan saja"
"Tapi dosen lain juga banyak memberi tugas, bu"
"Itu bukan urusan saya"
"Dinilai bu?"
"Jelas"
"Laksanakan, bu"

Kasus 3
"Sekarang giliran kelompok 3 mempresentasikan tugas bacanya"
"bla bla bla"
"Bagus, ada pertanyaan?"
"Pak yang itu bagaimana mendapatkannya?"
"Coba kelompok 3, jawab pertanyaan temanmu itu"
"bla bla bla"
"Waktunya habis, kalian foto copy bab tiga dari ppt kelompok 3"
"Laksanakan, pak"

"Hei, kelompok 3, aku belum jelas yang kau jelaskan tadi"
"hehe.... , kamipun sebenarnya  ga ngerti"
"Lha?!"

Kasus 4
"Kemarin saya pergi mengikuti conference di kota Antah Berantah. ........ bla bla bla"
Jam mengajar habis.

"Ambil aja mata kuliah ibu itu"
"Itu tidak ada hubungannya dengan bidang aku"
"Asal kamu baik-baik, nilaimu pasti A. Kuliahnya ga susah lagi, asal jangan absen.Lumayanlah untuk menaikkan IPK mu yang rada jongkok itu"
"Hm........ boleh juga tuh"

Kasus 5
"Pengumuman-pengumuman, besok kuliah AAA tidak ada"
"Horeeee, gua bisa pulang ke rumah ortu nih"
"Kuliah diganti hari Sabtu pagi"
"Yaaaaah"

Kasus 6
"Ada pertanyaan? Saya minta kamu membaca"
"Banyak sekali, bu"
"Kamu mau pintar tidak"
"Tapi nanti dijelaskan di kelas kan bu"
"Pasti dan kamu boleh bertanya"
"Ujiannya jangan susah-susah, bu"
"Saya memang menuntut banyak dari kamu, tapi saya tidak pelit nilai"

"Aku dapat banyak sekali dari kuliah ini"
"Iya ....aku juga"
"Ujiannya juga tidak sesulit yang kuduga"
"Hm..... iya, tapi aku tetap dapat E"
"Habis kamu ga belajar sih!!!"

Kasus 7
"Bu, kemarin saya tidak bisa mengerjakan ujian ibu"
"Kenapa, kan soalnya ga susah"
"Saya tidak bisa belajar, bu; pusing"
"Ya sudah, kapan kamu bisa ujian lagi?"
" Kamis bu ........"
"Oke, ibu bisa mengerti. Anak ibu juga sering pusing kalau belajar".
"Yessss!!!"

Masih banyak lagi contoh kasus yang lain. Kampus memang kaya dengan cerita. Tapi jika kamu boleh memilih, dosen mana yang akan kamu pilih menjadi dosen idolamu?

DOSEN IDOLA, PERLUKAH?
Ada cerita seorang mahasiswi yang jatuh cinta kepada dosen prianya yang terkenal baik dan ganteng. "Cool" lagi. Akibatnya ia mendapat nilai A dari dosen tersebut karena memang ia pantas mendapatkan nilai tersebut.   Sampai satu saat ia mengetahui bahwa dosen idolanya itu akan menikah dan terjadilah kehancuran nilai nya seiring dengan kehancuran hatinya.

Itu soal hati dan cinta. Kalau hanya sekedar dosen idola, apakah benar bahwa mahasiswa mempunyai dosen idola. Kalau benar demikian apakah ada korelasi antara dosen pengajar (dosen idola atau bukan) dengan nilai yang diperolehnya?

Sebuah survei kecil diadakan di suatu fakultas sebuah universitas dan didapat bahwa 90% mahasiswa mempunyai dosen idola. Diantara mereka yang mempunyai dosen idola, ternyata 30% menyatakan bahawa mereka mendapat nilai lebih baik jika diajar oleh dosen idola mereka.

Melihat hasil survei di atas, terlihat adanya kebutuhan akan dosen idola. Tantangan bagi setiap dosen untuk mengisinya. Ada baiknya setiap dosen berusaha menjadi dosen idola supaya paling tidak bisa sedikit mempengaruhi semangat mahasiswa yang mengidolakannya.

Dosen dan mahasiswa mempunya karakter, kemampuan yang berbeda-beda. Dengan demikian dosen yang diidolakan oleh satu mahasiswa bisa jadi merupakan dosen yang dihindari oleh mahasiswa yang lain.Mungkin dosen killer diidolakan oleh sang mahasiswa kutu-buku, tapi dihindari oleh mahasiswa dengan IPK pas-pasan dan ska cengengesan. Dosen yang ramah dan seorang storyteller yang baik bisa jadi tidak disukai oleh mahasiswa yang mengejar ilmu. Bahkan kadang ada dosen-dosen yang tampaknya "sempurna" masih juga tidak disukai oleh segelintir mahasiswa. Hal ini merupakan hal yang wajar. Jangan lupa kampus mempunyai banyak cerita. dan banyaknya cerita itu membuat kampus menjadi "kaya". Karena demikian kayanya, maka kata "idola" pun menjadi beraneka-ragam interpretasinya. Mungkin perlu kita mengintip sedikit tentang apa yang namanya "dosen idola" itu.

 DOSEN IDOLA, APA SIH??

Kata “Idola” mengandung arti sosok yang dikagumi, dipuja, diteladani. Mereka biasanya mempunyai gaya yang unik, attraktif, pantas dicontoh atau mempunyai prestasi khusus yang menarik bagi sang pengidola.

Kata “dosen” mempunyai arti seorang pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kalau kita menggabungkan pengertian yang terkandung dalam kedua kata di atas, berarti seorang dosen idola adalah seorang pendidik professional, ilmuwan yang kompeten di bidangnya tetapi juga disukai oleh mahasiswanya. Untuk menjadi disukai, sepertinya perlu menilik faktor attitude dan interpersonal skill. 

Ada beberapa dosen yang kurang mempedulikan faktor ini dan menganggap bahwa tugas sebagai dosen hanyalah memberikan ilmu. Predikat dosen Idola pun tidak penting bagi mereka. Sebaliknya ada dosen-dosen yang menganggap predikat sebagai dosen idola itu sangat penting sehingga mereka mengejarnya. Mereka berusaha mendekati mahasiswa 

DOSEN IDOLA DI MATA MAHASISWA
Secara sepintas, penilaian mahasiswa terhadap dosen idola seringkali lebih didasarkan pada perilaku, sikap dan karakter dari sang dosen ketimbang kualitas dan peranan akademis yang dicapai sang dosen. Hal ini tidak berarti bahwa mahasiswa akan memilih  dosen yang “baik walaupun bodoh” sebagai dosen idolanya. Dalam pengertian yang demikian, setiap mahasiswa pasti punya ciri dosen idolanya sendiri-sendiri sesuai dengan selera mereka yang unik.

Berdasarkan survey yang diadakan pada segelintir mahasiswa tentang dosen idola mereka didapat data ciri dosen idola sebagai berikut :
·         Mampu mengajar dengan cara yang sederhana, dengan bahasa yang mudah dimengerti dan sistimatik
·         Mempunyai konsep yang jelas
·         Dapat mengajarkan konsep, tidak hanya sekedar mengajar
·         Mempunyai wawasan yang luas
·         Tidak hanya mengajarkan teori tetapi juga memberikan aplikasi
·         Bukan one-way instructions
·         Memberi nilai secara obyektif
·         Dapat memotivasi mahasiswa
·         Peka terhadap kebutuhan mahasiswa
·         Tidak terlalu banyak menuntut
·         Mau mengerti keadaan mahasiswa
·         Good story teller
·         Pintar
·         Rajin
·         Kreatif
·         Semangat
·         Obyektif
·         Disiplin, tepat waktu
·         Friendly
·         Baik hati
·         Interaktif
·         Flexible
·         Sabar

Melihat hasil survey di atas, ternyata dosen idola mahasiswa menuntut banyak aspek yang harus dipenuhi oleh seorang dosen. Tuntutan tersebut meliputi kualitas dan kekompetenan di bidang akademis, pedagogi dan juga sikap dan perilaku. Mungkin hal ini berat untuk dipenuhi oleh seorang dosen karena setiap dosenpun mempunyai kemampuan, karakter dan permasalahannya sendiri yang tidak dapat diceritakan di depan panggung kelas. Hal ini dapat menjadi kajian tersendiri yang menarik.

KIAT-KIAT MENJADI DOSEN IDOLA (on going)

KESIMPULAN
Melihat tuntutan untuk menjadi dosen idola mahasiswa yang cukup aduhai di atas, mungkin seorang dosen akan mengatakan “tidak perlu menjadi dosen idola, untuk apa?”.  Atau pendapat lain yang muncul adalah “hal itu tidak mungkin”.  Lalu bagaimana supaya tuntutan sebagai dosen idola dapat dipenuhi? Penulis berpendapat bahwa kuncinya hanya satu kata yaitu “KASIH”. Kasih di sini meliputi mengasihi mahasiswa dan mengasihi pekerjaan/ profesinya. Seorang dosen yang mempunyai kasih seperti itu, mungkin ia tidak akan menjadi dosen idola bagi mahasiswanya dan hal itu memang tidak penting, tetapi setidaknya ia bisa bersumbangsih dalam membentuk seorang manusia menjadi mahluk yang beradab dan bermoral. Hal ini jauh lebih penting ketimbang hanya menjadi dosen idola mahasiswa


Written by: Rianti


No comments:

Post a Comment