Saturday, November 24, 2012

TIGA HARIMAU YANG TERLUKA


Cerita ini merupakan suatu kisah dari 3 pengusaha yang sangat berhasil dalam bisnisnya.
Ketiganya dilahirkan dengan shio harimau sehingga mereka disebut “tiga harimau”. Pada
waktu mereka berusia 18 tahun, mereka mengalami kecelakaan sehingga satu “harimau”
menjadi pincang, satu “harimau” harus berganti wajah dan “harimau” yang ketiga
mengalami patah tulang dada. Ke-tiga “harimau” tersebut terluka.

Dalam perawatan penyembuhan, salah satu “harimau” terluka tersebut tiba-tiba merasa
takut mati. Ia begitu gentar merasa bahwa ia adalah seorang berdosa. Ia takut akan
tersiksa di neraka nantinya, selamanya. “Apa yang harus kuperbuat, aku akan mati?!!”
 pertanyaan itu terus menekannya.

Sampai satu kali :
“Aku takut mati, pak pendeta”, begitu akunya pada seorang pendeta yang melayaninya di
rumah sakit saat itu.
“Mengapa takut mati?” tanya pendeta itu
“Aku takut masuk neraka” jawabnya
“Mengapa takut masuk neraka?” tanya pendeta itu lagi
Harimau terluka itu terdiam. Seakan tiba-tiba ia menjadi harimau yang telah kehilangan
taringnya. Ia begitu ketakutan berhadapan dengan apa yang namanya kematian.
“Aku merasa tidak cukup baik untuk masuk sorga”, katanya perlahan
“Kamu tidak akan bisa menjadi cukup baik untuk masuk sorga”, kata pendeta itu
“Lalu, apa yang harus kulakukan?” tanya harimau terluka yang masih muda itu.
Pendeta itu membuka Alkitabnya dan menceritakan bahwa ada seorang Juruselamat yang
telah mati di kayu salib untuk mengampuni dosa-dosanya. Juruselamat itu namanya
Yesus.
“Lalu apa yang harus kulakukan?”, tanyanya lagi
“Percaya kepada Dia. Menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhanmu” kata pendeta itu

Malam itu, di kamar perawatan rumah sakit itu, seorang harimau muda yang terluka
berdoa untuk pertama kalinya, meminta Tuhan Yesus masuk ke dalam hatinya menjadi
Tuhan dan Juruselamatnya. Sorga berpesta. Setelah itu ia menjadi manusia baru yang
hidup bagi Tuhannya, makin bertumbuh dan setia.

Seiring dengan berjalannya waktu, ketiga “harimau” tersebut menjadi suatu team bisnis
yang sangat berhasil. Mereka bekerja dengan keras dan mencapai suatu sukses besar
dalam kerja-sama mereka. Suatu kali “harimau” yang telah bertobat ini melepaskan diri
dari team bisnis tersebut dengan alasan supaya ia lebih bisa mengatur waktunya.
Akhirnya ketiga harimau tersebut pun berpisah, masing-masing  menjalankan usahanya
secara terpisah dan ketiganya berhasil.

Awal Desember 2004 ...
Semua digemparkan dengan berita kecelakaan jatuhnya satu pesawat domestic di tengah
hujan lebat. Banyak korban tewas mengenaskan dalam kecelakaan tersebut. Nama korban
dimunculkan di layar televise. Semua kerabat terkejut, berdebar saat melihat salah satu
nama korban yang meninggal yang ditayangkan di televisi malam itu adalah nama dari
 “harimau terluka” yang telah bertobat tersebut. Hampir setiap orang yang mengenalnya
terhenyak diam seakan tak percaya. Hujan lebat yang turun mengguyur malam itu tidak
sanggup menghentikan para kerabat dan kenalan untuk pergi melangkah ke bandara. Satu
demi satu berdatangan dan bertangisan. Hidup harimau itu telah menjadi berkat bagi
banyak orang. Dunia berduka. Sorga berpesta menyambut seorang hamba-Nya yang
pulang malam itu.

Kebaktian penghiburan di gelar di rumah duka. Air mata tumpah. Disela sedu-sedan itu,
seorang pendeta maju ke depan. Dia menceritakan peristiwa di kamar perawatan, saat
seorang harimau muda yang terluka saat itu sujud menerima Kristus sebagai
Juruselamatnya. Semua terdiam mendengar cerita itu …… Sedih dan syukur bercampur
jadi satu dalam butir-butir air mata yang jatuh di kamar duka itu.

Selesai bercerita, pendeta itu berkata :”Sekarang satu dari tiga harimau yang terluka telah
pergi dan saya merasa bahwa dua “harimau” yang lain ada di tempat ini, saat ini. Kalau
tidak keberatan, saya meminta ke dua “harimau” yang lain itu untuk berdiri ............”.

Suasana di rumah duka tersebut menjadi senyap.....
Beberapa orang menunduk
Beberapa orang menengok ke kanan dan ke kiri, mencoba mencari dimanakah ke dua
“harimau” yang lain itu
Semua menantikan munculnya dua harimau terluka yang lain itu,
Tidak ada satu orangpun yang berdiri…..

Setelah menunggu beberapa saat dan tidak ada tanda-tanda bahwa ada “harimau” yang
lain yang mau berdiri, pendeta tersebut menutup sambutannya dengan berkata : “Tiga
harimau pernah bersama. Tiga harimau pernah meraih sukses bersama. Tiga harimau
semuanya pernah terluka. Sekarang satu diantaranya telah pergi. Kita bersedih karena dia
pergi tapi kita juga bersuka karena ia pergi bersama Juruselamatnya. Kita tahu dimana dia
sekarang berada

Remang-remang di kegelapan rumah duka itu, ada dua sosok pria yang duduk menunduk
menangis. Yaaa, mereka adalah dua harimau terluka yang masih tinggal. Mereka ada di
rumah duka itu

No comments:

Post a Comment