Cerita ini merupakan suatu kisah dari 3 pengusaha yang sangat berhasil dalam
bisnisnya.
Ketiganya dilahirkan dengan shio harimau sehingga mereka disebut “tiga harimau”. Pada
waktu mereka berusia 18 tahun, mereka mengalami
kecelakaan sehingga satu “harimau”
menjadi pincang, satu “harimau” harus berganti
wajah dan “harimau” yang ketiga
mengalami patah tulang dada. Ke-tiga “harimau”
tersebut terluka.
Dalam perawatan penyembuhan, salah satu “harimau”
terluka tersebut tiba-tiba
merasa
takut mati. Ia begitu gentar
merasa bahwa ia adalah seorang berdosa. Ia takut akan
tersiksa di neraka nantinya,
selamanya. “Apa yang harus kuperbuat, aku akan mati?!!”
pertanyaan itu terus menekannya.
Sampai satu kali :
“Aku takut mati, pak pendeta”,
begitu akunya pada seorang pendeta yang melayaninya di
rumah sakit saat itu.
“Mengapa takut mati?” tanya pendeta
itu
“Aku takut masuk neraka” jawabnya
“Mengapa takut masuk neraka?” tanya
pendeta itu lagi
Harimau terluka itu terdiam.
Seakan tiba-tiba ia menjadi harimau yang telah kehilangan
taringnya. Ia begitu ketakutan
berhadapan dengan apa yang namanya kematian.
“Aku merasa tidak cukup baik
untuk masuk sorga”, katanya perlahan
“Kamu tidak akan bisa menjadi
cukup baik untuk masuk sorga”, kata pendeta itu
“Lalu, apa yang harus kulakukan?”
tanya harimau terluka yang masih muda itu.
Pendeta itu membuka Alkitabnya
dan menceritakan bahwa ada seorang Juruselamat yang
telah mati di kayu salib untuk
mengampuni dosa-dosanya. Juruselamat itu namanya
Yesus.
“Lalu apa yang harus kulakukan?”,
tanyanya lagi
“Percaya kepada Dia. Menerima Dia
sebagai Juruselamat dan Tuhanmu” kata pendeta itu
Malam itu, di kamar perawatan
rumah sakit itu, seorang harimau muda yang terluka
berdoa untuk pertama kalinya,
meminta Tuhan Yesus masuk ke dalam hatinya menjadi
Tuhan dan Juruselamatnya. Sorga
berpesta. Setelah itu ia menjadi manusia baru yang
hidup bagi Tuhannya, makin
bertumbuh dan setia.
Seiring dengan berjalannya waktu, ketiga
“harimau” tersebut menjadi suatu team bisnis
yang sangat berhasil. Mereka bekerja dengan keras
dan mencapai suatu sukses besar
dalam kerja-sama mereka. Suatu kali “harimau”
yang telah bertobat ini melepaskan diri
dari team bisnis tersebut dengan alasan supaya ia
lebih bisa mengatur waktunya.
Akhirnya ketiga harimau tersebut
pun berpisah, masing-masing menjalankan
usahanya
secara terpisah dan ketiganya berhasil.
Awal Desember 2004 ...
Semua digemparkan dengan berita kecelakaan jatuhnya satu pesawat domestic di
tengah
hujan lebat. Banyak korban tewas mengenaskan dalam kecelakaan
tersebut. Nama
korban
dimunculkan di layar televise.
Semua kerabat terkejut, berdebar saat melihat salah satu
nama korban yang meninggal yang
ditayangkan di televisi malam itu adalah nama dari
“harimau
terluka” yang telah bertobat tersebut. Hampir setiap orang yang mengenalnya
terhenyak diam seakan tak percaya. Hujan lebat yang turun mengguyur
malam itu tidak
sanggup menghentikan para kerabat
dan kenalan untuk pergi melangkah ke bandara. Satu
demi satu berdatangan dan
bertangisan. Hidup harimau itu telah menjadi berkat bagi
banyak orang. Dunia berduka. Sorga
berpesta menyambut seorang hamba-Nya yang
pulang malam itu.
Kebaktian penghiburan di gelar di rumah duka. Air mata tumpah. Disela
sedu-sedan itu,
seorang pendeta maju ke depan.
Dia menceritakan peristiwa di kamar perawatan, saat
seorang harimau muda yang terluka
saat itu sujud menerima Kristus sebagai
Juruselamatnya. Semua terdiam
mendengar cerita itu …… Sedih dan syukur bercampur
jadi satu dalam butir-butir air
mata yang jatuh di kamar duka itu.
Selesai bercerita, pendeta itu berkata :”Sekarang satu dari tiga harimau yang terluka telah
pergi dan saya merasa bahwa dua “harimau” yang
lain ada di tempat ini,
saat ini. Kalau
tidak keberatan, saya meminta ke dua “harimau” yang lain itu untuk berdiri ............”.
Suasana di rumah duka tersebut menjadi
senyap.....
Beberapa orang menunduk
Beberapa orang menengok ke kanan dan
ke kiri, mencoba mencari dimanakah ke dua
“harimau” yang lain itu
Semua menantikan munculnya dua harimau terluka yang lain itu,
Tidak ada satu orangpun yang
berdiri…..
Setelah menunggu beberapa saat dan tidak ada
tanda-tanda bahwa ada “harimau” yang
lain yang mau berdiri, pendeta tersebut menutup sambutannya dengan berkata : “Tiga
harimau pernah bersama. Tiga harimau pernah meraih sukses
bersama. Tiga harimau
semuanya pernah terluka. Sekarang satu
diantaranya telah pergi. Kita bersedih karena dia
pergi tapi kita juga bersuka
karena ia pergi bersama
Juruselamatnya. Kita
tahu dimana dia
sekarang berada
Remang-remang di kegelapan rumah
duka itu, ada dua sosok pria yang duduk menunduk
menangis. Yaaa, mereka adalah dua
harimau terluka yang masih tinggal. Mereka ada di
rumah duka itu
No comments:
Post a Comment