Monday, April 23, 2018


FAKTOR KELUARGA VS STRESS MAHASISWA

Suatu kali seorang mahasiswi menulis WA kepadaku.
“Ibu, saya ingin bertemu ibu. Saya harus bercerita kepada ibu. Saya takut,”
“Iya, masuk aja ke ruangan kerja saya,” jawabku. Kebetulan saat itu aku sedang sendirian di ruang kerjaku.
Seorang gadis cantik duduk di depanku dengan menggunakan topi dan mulut yang tertutup masker. Dia duduk dan menangis lama sekali. Kuberikan sekotak tissue kepadanya dan dia segera mengambi tissue itu untuk menghapus airmatanya.
“Ibu, saya takut”, katanya setelah agak tenang
“Apa yang kamu takutkan?” tanyaku
“Suara aneh”, jawabnya
“Suara aneh apa?” tanyaku lagi
“Setiap malam ada suara aneh yang mengganggu saya. Suara yang selalu memanggil saya. Bayangan hitam juga sering muncul menyertainya dan itu terjadi setiap malam. Akhirnya saya minum minuman keras beberapa botol supaya saya bisa tidur”, ceritanya
“Orangtuamu tahu hal ini?” tanyaku
“Saya tinggal di kos sendirian, saya tidak punya orangtua,” jawabnya dengan nada yang sedikit meninggi.
“Orangtuamu sudah meninggal?” tanyaku
“Masih ada, tapi saya tidak bersama mereka. Merekapun tinggal sendiri-sendiri, entah dimana”, jawabnya
“Ayahmu bekerja?” tanyaku
“Bekerja, tapi ada dimana saya tidak tahu. Dia hanya mengirim uang setiap bulan,”
“Ibumu?” tanyaku
“Mama ada di Medan, tidak bekerja, tinggal bersama orangtuanya”, jawabnya
“Kamu tidak bisa berbicara dengan ibumu?” tanyaku
“Tidak bu, mama tidak mau bicara dengan saya. Saya disuruh tinggal di tempat kos sendiri dan kalau saya hubungi, mama tidak pernah berespon sehingga akhirnya saya memutuskan untuk tidak menghubungi mama. Saya benci pada orangtua saya”, jawabnya.
“Kamu punya kakak atau adik?” tanyaku
“Saya punya seorang kakak laki-laki, tapi saya juga tidak tahu dia kos dimana. Pokoknya kami masing-masing hidup sendiri’, jawabnya

Cerita di atas mungkin merupakan satu cerita yang sepertinya tidak pernah kita duga bisa dialami oleh mahasiswa kita. Tetapi cerita seperti itu bukanlah cerita yang jarang penulis dengar dan hadapi. Ada beberapa mahasiswa yang menceritakan stres jiwanya. Ada yang tertekan karena studi mereka, ada yang tidak bisa membayar uang kuliah, ada yang tidak akur dengan orangtuanya, ada yang mengalami kelainan psikologi dan masih banyak lagi. Dampak yang terjadi dari mahasiswa yang mengalami stres pun bermacam-macam. Ada yang studinya terabaikan, ada yang terpaksa bekerja, ada yang ingin bunuh diri dan sebagainya. Penulis hanya mendengar percikan-percikan dari cerita mereka. Penulis yakin, di luar sana masih ada banyak mahasiswa yang mengalami stres yang mungkin tak dapat diceritakannya kepada siapapun.


No comments:

Post a Comment