Thursday, November 15, 2012

AKU MAU MENJADI SARJANA SEBELUM AKU BUTA


Tok tok tok ...
"Masuk", kataku
Gagang pintu berputar dan pintu ruangan kerja terbuka pelan
Seorang mahasiswi berdiri di situ sambil mengganggukkan kepala
"selamat siang, bu"
"selamat siang juga", jawabku. "Ada perlu apa?"
"Boleh saya duduk, bu?" tanyanya
Tanpa menunggu jawabanku, ia menarik kursi dan duduk di depanku
"ada apa", tanyaku lagi
Tiba-tiba air-matanya jatuh, membuatku bingung
"kamu ada apa?", tanyaku lagi
Tak ada jawaban. Kuperhatikan wajahnya dan aku baru sadar kalau satu matanya buta

"Ibu, aku ingin jadi sarjana sebelum aku buta", katanya setelah berhenti menangis
"maksudnya?", tanyaku
"Bisa tidak ibu membimbing skripsi saya selama 3 bulan?"
"Tiga bulan? Kamu sudah ada bahannya?", tanyaku
"Belum bu, tapi sks saya sudah cukup untuk membuat skripsi"
"Masih ada kuliah semester ini?" tanyaku
"Tidak ada bu, tinggal skripsi"
(waktu itu belum ada aturan-aturan pengambilan skripsi seperti sekarang)

"Mengapa harus tiga bulan?" tanyaku
Dia diam 
Kami membungkam dengan pikiran kami masing-masing
"Karena saya mau jadi sarjana sebelum saya menjadi buta", jawabnya kemudian
"apa yang terjadi?" tanyaku
"Mata saya yang satu sudah buta, bu. Kata dokter, mata saya yang satunya akan menjadi buta 3 bulan lagi. Tapi sebelumnya saya ingin menjadi sarjana" ceritanya
Kembali kami diam dalam pikiran kami masing-masing. Keinginan yang sangat wajar, pikirku. Kalau aku menjadi dia, mungkin aku juga akan menginginkan hal yang sama. Yang menjadi masalah, apakah bisa kami mewujudkan keinginannya sebelum kegelapan menjadi dunianya.....????
"oke, kita coba. Tapi saya tidak berani menjanjikannya" kataku akhirnya
"ya bu, kita coba daripada tidak", jawabnya
"sekarang kita akan mulai cari bahan skripsi, jangan terlalu sulit supaya bisa digarap dalam 3 bulan" kataku
"akan saya usahakan, bu. Permisi", katanya
Dia berdiri dari bangku itu dan berjalan menuju pintu keluar. 
Sampai di depan pintu, dia berbalik lagi ke arahku dan berkata :
"satu lagi ibu perlu tahu, saya hanya bisa membaca dan berhadapan dengan komputer selama 1 jam, lalu saya harus  tidur satu jam baru bisa mulai lagi.  Lebih dari itu, saya akan pusing".
Lalu ia menutup pintu ruanganku dan berlalu.
"Hah?! Apa bisa?" pikirku." Tapi harus dicoba daripada tidak. Dia harus jadi sarjana sebelum ia menjadi buta".

Mencari bahan skripsi mempunyai kesulitan sendiri. Dua minggu sudah berlalu dan aku tidak pernah melihat anak itu.Tapi siang itu .....
Tok.. tok... tok...
"masuk", kataku
Gagang pintu berputar dan pintu terbuka
Mahasiswi itu berdiri di depan pintu dan langsung menuju ke bangku di depan mejaku
"Celaka", pikirku. "Aku belum menemukan bahan apapun dan bisa jadi aku akan mengecewakan dia"
"Bagaimana?", tanyaku
"Ia mengeluarkan sebuah buku dan membuka satu bab yang ada di buku itu :
"saya pikir, bahan ini belum ada yang membuatnya bu dan ada pemimpin satu perusahaan yang mengijinkan saya untuk mengambil data di perusahaannya"
Aku tak mencoba menjadi alternatif lain saat itu. Langsung saja aku menyetujuinya. 
"Bagus sekali, kita coba", kataku
Saat itu, harapan, kekuatiran dan bayang-bayang perjuangan bercampur dalam hati kami. Satu kata-katanya yang memotivasiku saat itu adalah: "ibu, aku mau menjadi sarjana sebelum aku buta". Sudah waktunya satu perjuangan  dimulai.Tidak panjang tapi menegangkan !!!

Jelang akhir bulan ke tiga, mahasiswi ini berhasil menyelesaikan skripsinya. Dia maju ujian skripsi dan ujian sidang sarjana. Dia lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Lalu dia di wisuda dan setelah itu lama aku tidak  melihatnya lagi. "Paling tidak, dia sudah menjadi sarjana sebelum ia menjadi buta", pikirku

Lima tahun kemudian, .......
Saat aku sedang berjalan di sebuah toko buku, tiba-tiba ada seorang ibu muda menggendong seorang bayi mungil menyapaku
"Ibu, masih ingat saya?" tanyanya dengan wajah ceria.
Kutatap dia. Oh iya, aku ingat..... aku melihat satu matanya yang buta ...... ya satu matanya, dan mata yang satu masih bisa melihat..
"Kamu.......?! Pasti ada cerita panjang dibalik semua ini" kataku
"Iya bu........ ada cerita yang panjang" katanya
Kami mengambil tempat duduk dan dia mulai bercerita :
"Ibu, setelah saya lulus dan menjadi sarjana, saya pergi ke perusahaan tempat saya mengambil data untuk menunjukkan hasil yang saya buat dari data perusahaannya. Dari hasil pengolahan data yang saya lakukan itu ternyata selama ini ada kesalahan fatal di perusahaannya yang tidak pernah diketahui oleh pimpinan tersebut. Dengan hasil analisis data yang saya lakukan dalam skripsi saya itu, kesalahan itu terungkap dan dia meminta saya bekerja di perusahaan tersebut. Saya mengatakan bahwa sebentar lagi saya akan menjadi buta dan tidak bisa bekerja di perusahaannya. Pemimpin perusahaan itu menatap saya dan berkata bahwa saya harus bekerja di perusahaannya dan ia akan membiayai pengobatan mata saya"
"Wouw, ajaib sekali", seruku sambil memegang tangannya
"Iya bu dan saya berobat dan mata saya yang satu tidak menjadi buta".
"Anak kamu?" tanyaku sambil melihat bayi mungil yang digendongnya
"iya bu, saya menikah setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan itu dan ini adalah anak kami yang pertama", jawabnya
Airmata kami jatuh lagi tapi sekarang dengan alasan yang berbeda.
Kami bersalaman dan berpisah.

Sampai di ujung rak toko buku itu, ia menoleh kembali ke arahku dan berkata:
"ibu, Tuhan itu sangat baik. Aku ingin menjadi sarjana sebelum aku buta tapi Dia memberi jauh lebih dari apa yang kuminta".

Aku tertegun ...... 
"terima kasih, Tuhan"
Hanya itu yang bisa kukatakan ......

No comments:

Post a Comment